Selasa, 26 April 2011

Perceraian

Perceraian merupakan peristiwa yang menyedihkan yang dapat menimpa sebuah rumah tangga. Alasan perceraian bisa bervariasi, namun efek yang ditimbulkan, terutama terhadap anak-anak, selalu sama. Trauma. Efek perceraian terhadap anak umumnya adalah trauma akan perpisahan. Dampak besar-kecil dari efek tersebut bervariasi tergantung pada usia anak ketika orang tuanya bercerai. Anak-anak balita mungkin tidak mengerti apa yang terjadi di antara kedua orang tua mereka, namun seiring pertambahan usia mereka akan mulai bertanya-tanya mengapa kedua orang tuanya hidup terpisah.

Anak-anak usia sekolah dasar masih dapat diberikan penjelasan palsu mengenai mengapa orang tuanya berpisah, dan mereka cenderung percaya dengan penjelasan itu hingga mereka beranjak dewasa. Anak-anak yang memasuki usia remaja umumnya sudah mengerti mengenai perceraian, dan mereka tidak dapat dibohongi dengan alasan palsu. Remaja cenderung berpura-pura tegar ketika orang tua mereka berpisah namun sebenarnya memiliki trauma yang cukup dalam.


Anak korban perceraian cenderung tumbuh dengan keragu-raguan akan cinta sejati. Mereka bercermin pada perceraian orang tua mereka, dan merasa buat apa ada cinta jika akhirnya berpisah. Anak korban perceraian akan tumbuh menjadi pribadi yang menutup diri, mencoba menyembunyikan trauma yang mereka rasakan. Mereka merasa iri dengan teman-teman mereka yang memiliki orang tua yang saling mencintai. Mereka cenderung membandingkan kehidupan mereka dengan teman-teman mereka.

Perpisahan dengan anak selalu menjadi bagian tersulit dari sebuah perceraian. Orang tua yang kehilangan hak asuh pasti akan sedih berpisah dengan buah hatinya. Demikian pula sang anak, mereka akan sedih harus terpisah dari salah satu orang tua mereka. Hubungan pasca perceraian antara anak dan orang tua tidak boleh dipisahkan. Sebaiknya, kedua orang tua bijak dalam mengasuh anak mereka. Meski hubungan berakhir kacau, namun demi anak-anak orang tua harus mampu mengesampingkan ego mereka dan tetap mencoba memberikan pengasuhan dua pihak. Orang tua yang memperoleh hak asuh tidak boleh memisahkan anaknya dari orang tua yang lain karena itu akan berdampak buruk bagi anak-anak.
Pada saat kita masih kecil, sering kali kita merasa gundah gulana ketika ayah dan ibu bertengkar hanya gara-gara masalah sepele. Bagaimana jadinya perasaan kita seandainya orang tua kita bercerai. Sudah barang pasti bukan gundah gulana lagi, mungkin bisa stress, depresi atau broken home. Perasaan dan hati seorang anak adalah masih polos dan halus, setiap saat mereka membutuhkan perhatian yang akan memupuk perkembangan jiwa mereka selanjutnya. Sehingga ketika terjadi perceraian kepada orang tuanya, jiwa seorang anak akan bergoncang. Dalam hatinya dia selalu bertanya-tanya, bukankah dirinya bisa lahir ke dunia merupakan buah dari cinta kasih yang terjalin antara ayah dan ibunya. Goncangnya jiwa seorang anak merupakan salah satu efek psikologis perceraian yang sangat signifikan bagi perkembangan jiwa anak di masa depannya.

Selain itu ada beberapa hal yang merupakan dampak perceraian pada anak, yakni:

1. Tingkat kepercayaan seorang anak kepada orang tuanya akan bergeser dan berubah. Ibarat piring yang sudah pecah, maka jiwa seorang anak tak akan utuh seperti semula.
2. Paradigma si anak terhadap esensi sebuah kebenaran yang hakiki akan berubah. Dia akan apatis dan apriori terhadap khotbah dan wejangan, dan menganggapnya sebagai kemunafikan orang dewasa.
3. Tingkat konsentrasi seorang anak dalam segala hal termasuk dalam hal belajar, akan kabur dan ngambang.
4. Rasa hormat seorang anak kepada orang tuanya yang sudah dianggap panutan baginya akan luntur secara perlahan.
5. Rasa percaya diri si anak akan hilang, sedangkan sikap skeptis dan ragu semakin besar.

Sebenarnya masih banyak efek perceraian pada anak seperti jiwanya kehilangan kendali, sehingga mudah terpengaruh oleh arus zaman yang negatif seperti pergaulan bebas, budak narkoba, menjadi pengikut aliran sesat, dsb. Semua pihak berkewajiban mengantisipasi dampak perceraian pada anak dengan cara merangkul mereka dengan siraman rohani yang menyejukkan.

0 komentar:

Posting Komentar